Breaking News

DPD Asosiasi Kopi Indonesia NTB Adakan Rapat Pleno Sekaligus Penyerahan Surat Mandat Pembentukan DPC


Lombok Barat- DPD ASKI (Asosiasi Kopi Indonesia) NTB melaksanakan Rapat Pleno di Patio Jungle View Bukit Korea Dopang, Gunung Sari, Lombok Barat (Lobar). Rapat pleno berlangsung Minggu, 10 Oktober 2021. Dalam rapat dilangsungkan juga penyerahan Surat Mandat Pembentukan DPC se-kabupaten/kota di provinsi NTB.

Abdul Majid, Anggota DPRD Kabupaten Lobar yang turut hadir pada acara tersebut, mengemukakan pernyataan positif dengan inisiasi DPD ASKI NTB. Masyarakat NTB dikenal dengan berbagai sentra kopi, yang tidak lagi dikenal secara nasional, namun juga sudah mendunia.

“Saya menyepakati bahwa di depan kopi, kita semua adalah sama, berfungsi sesuai peran sosial kita masing-masing. Makna positif ini sewajarnya diejawantahkan dalam berbagai kegiatan. Baik di bentuk sinergi, kolaborasi, yang tentunya mengedepankan kemaslahatan rakyat dan mendukung optimla dunia kepariwisataan NTB,” demikian urainya di sela mengikuti acara.

Penyatuan melalui secangkir kopi, bisa disikapi sebagai modal dasar yang kuat. Bahwa siapapun, dengan latar belakang apapun, bisa menyamakan visi serta misi dalam upaya-upaya penyejahteraan masyarakat banyak.

Contoh mendasar dalam dunia pariwisata, turis yang datang umumnya melakukan tiga hal utama: Something to see, something to enjoy and something to buy. Di sinilah, kopi bisa menjadi satu produk unik yang bisa dinikmati dan dibeli (menjadi oleh-oleh, misalnya).

Kehadiran DPC ASKI ke depan, bisa membantu para petani kopi, misal mulai dari proses produki, kemasan, branding sampai ke pemasarannya. Kembali ke makna positif, ‘Kita semua sama di depan secangkir kopi’, kolaborasi dan sinergi bersama ASKI NTB serta hexahelix pariwisata, dapat membantu desa-desa wisata di Lobar memiliki daya saing yang kompetitif.

Saat ini, beberapa brand kopi Lobar sudah eksis di pasaran. Diantaranya Kopi Kumbi, Kopi Batu Mekar dan Kopi Manggis. Sementara, dari potensi lahan, dari sekitar 830 hektar lahan Hutan Kemasyarakatan (HKm), terdapat setidaknya 100 ribu pohon yang ditanam oleh petani. Dari angka ini, 20% menggunakan sistem sambung.

“Harapan saya, kopi juga mampu menyejahterakan masyarakat secara umum, khususnya pelaku pariwisata di desa-desa wisata di Lobar. Sehingga, jargon Sekotong mendunia, bisa juga kita lanjutkan dengan salah satu produk kopi kita yang juga dikenal luas,” .

0 Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close