Lombok Barat- Seringkali kesalahpahaman kita dalam upaya mewujudkan sesuatu adalah ketidakmampuan kita untuk menyadari bahwa kita tidak bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain. Keegoisan akan menghancurkan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Pun demikian dalam hal pariwisata, yang notabene merupakan kegiatan gotong royong stakeholder dari hulu ke hilir.
Hal demikian pula diutarakan Kementerian Pariwisata bahkan amanah dari Presiden sendiri menekankan bahwa pembangunan pariwisata di Indonesia harus dilakukan secara kolaboratif.
Wujudnya kemudian berupa sinergisitas antar stakeholder bahkan antar pemerintah dari pusat hingga daerah harus bersinergi. Dari sisi government, sinergisitas dalam aktivitas pembangunan pengembangan pariwisata itu harus ada konsolidasi yang kuat melalui sinergitas antar sektoral baik eksekutif, legislatif maupun penggiat pariwisata.
Lebih lanjut, pengembangan pariwisata yang dinahkodai oleh Dinas Pariwisata sebagai pembantu kepala daerah haruslah menjamin pengembangan pariwisata tersebut, baik secara fisik maupun nonfisik seperti event, atraksi dan lain-lain sejatinya harus terintegrasi antar semua stackholder di pemerintahan.
Berbicara sinergitas dalam rangka kolaborasi yang kemudian terintegrasi dan interkoneksi diantaranya Dinas Pariwisata sebagai leading sektor yang harus terkoneksi dengan dinas dinas yang lain serta dewan perwakilan rakyat daerah pun harus tersinergikan.
Kolaborasi antara eksekutif dengan legislatif ini bahkan sangat penting demi menjamin pengawasan dari legislatif kepada kegiatan pengembangan pariwisata yang telah direncanakan dan lakukan oleh eksekutif. Ironisnya, berdasarkan pengalaman-pengalaman di beberapa daerah sulit sekali membangun sinergisitas antar sektor, baik pemerintah dengan pelaku pariwisata, masyarakat, bahkan antar pemerintah di dalam pemerintahan itu sendiri.
Jika demikian, maka proses edukasi, sinergi dan pemberdayaan dalam konteks pembangunan pariwisata hanya menjadi konsumsi di ruang-ruang akademik semata. Akhirnya, diksi kemajuan bersama hanya akan menjadi tulisan yang tertera di banner, spanduk dan pamplet bertebaran di jalan raya serta di grup-grup media sosial yang tidak bermakna sama sekali.
Oleh sebab itulah maka membangun sinergisitas berarti membangun kebersamaan, membangun kebersamaan berarti membangun kebersatuan demi mewujudkan cita-cita dan visi bersama. Melibatkan banyak pihak bukan berarti menambah beban pekerjaan, namun memudahkan pekerjaan itu sendiri. Maka benarlah kata pepatah "berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing".
Penulis: Abdul Majid (Loezawa) Anggota Komisi ll DPRD Kabupaten Lombok Barat Sekaligus Pelaku Penggiat Pariwisata NTB
0 Komentar